![]() |
Kontes Eksibisi Ayam Pelung ini menjadi ajang adu gengsi antar pemilik ayam pelung terbaik dari berbagai daerah. Dengan sekitar 300 peserta, ayam-ayam dari Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Bogor, Purwakarta, Jawa Timur, hingga Jakarta tampil dalam lima kategori penilaian: Jajangkar, Bobot Badan, Umum, Penampilan, dan Bintang.
Agus Abdurrahman, pendiri sekaligus Ketua Kelompok Tani Tani Makmur-89 Farm, menjadi penggagas kegiatan ini. Pemerintah Provinsi Jawa Barat turut hadir lewat perwakilan Dinas Ketahanan Pangan, serta dukungan dari Camat Cibeber, Kapolsek, Danramil, DPC HKTI, HIPPAPI, dan KTNA
Kontes berlangsung baru-baru ini di Desa Cipetir, Kecamatan Cibeber, dalam suasana hangat pasca lebaran, sekaligus menjadi ajang halal bihalal dan silaturahmi bagi komunitas pecinta ayam pelung.
Ayam Pelung bukan sekadar unggas, tapi simbol identitas lokal Cianjur yang memiliki nilai genetika (plasma nutfah) asli daerah. Kontes ini bukan hanya wadah kompetisi, tetapi upaya nyata untuk mempertahankan eksistensi warisan budaya yang terancam bila tidak dilestarikan.
Eksibisi berlangsung meriah dengan sambutan hangat dari komunitas dan apresiasi dari DPC HKTI Kabupaten Cianjur. Ketua DPC, Ir. H. Asep Suswanda, menekankan bahwa peran aktif Pemda Cianjur sangat dibutuhkan untuk menjadikan ayam pelung tetap hidup, bukan hanya di kandang, tetapi juga di hati masyarakat dan kebijakan daerah.
"Ayam Pelung bukan hanya sekedar hobi. Ia adalah cermin jati diri Cianjur. Pemerintah harus hadir, bukan hanya melihat," ujar Asep tegas.
Asep Herdiatna, peserta asal Kecamatan Cugenang yang meraih Juara 2 kategori Perang Bintang, mengaku bangga atas pencapaiannya.
“Alhamdulillah, saya mendapat Juara ke-2 dan memperoleh hadiah menarik berupa piala, sertifikat, serta uang pembinaan dalam Kontes Eksibisi Ayam Pelung Tani Makmur. Ayam saya yang bernama Pun Menak berhasil menonjol dari sekitar 300 peserta," ujarnya.
Ia juga mengapresiasi panitia atas penyelenggaraan acara yang menurutnya bukan sekadar ajang lomba.
“Selain menyalurkan hobi, acara ini menjadi ajang silaturahmi dan halal bihalal. Saya berharap kegiatan seperti ini bisa rutin diadakan, karena ini adalah bagian dari warisan khas nenek moyang yang patut kita jaga,” tambah Asep.
**Wowo/Aganjar**
0Komentar